Pengaruh Sanitasi Dasar dan Sosial Ekonomi Terhadap Penyakit Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sukabumi
Abstract
Diare pada balita merupakan masalah kesehatan serius di banyak negara, terutama di negara berkembang.
Meskipun pengobatan dan pencegahan sudah maju, diare masih menjadi penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang dapat berkontribusi
terhadap terjadinya diare pada balita. Penelitian ini menggunakan desain penelitian case control dengan jumlah
sampel sebanyak 134 ibu balita yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Sukabumi tahun 2023. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar checklist
observasi dan kuesioner untuk variabel sumber air bersih, sanitasi jamban, pengelolaan sampah rumah tangga
dan pendapatan keluarga, sedangkan data kasus diare balita menggunakan data sekunder dari laporan register
harian penderita diare. Data dianalisis bivariat menggunakan uji chi-square dan analisis multivariat
menggunakan uji regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi balita yang mengalami diare
sebesar 63,4%, sumber air bersih (OR= 6,28; 95% CI= 2,89-13,63; p-value= 0,000), sanitasi jamban (OR=
3,11; 95% CI= 1,50-6,46; p-value= 0,002), pengelolaan sampah rumah tangga (OR= 3,58; 95% CI= 1,71-7,48;
p-value= 0,001) berhubungan dengan kejadian diare pada balita, sedangkan pendapatan keluarga per bulan
sebagai faktor sosial ekonomi tidak berhubungan dengan kejadian diare pada balita. Hasil uji regresi logistik
berganda menunjukkan bahwa sumber air bersih merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi
kejadian diare pada balita. Temuan ini menggarisbawahi perlunya intervensi kesehatan masyarakat untuk
meningkatkan penyediaan air bersih dan sanitasi untuk mengurangi beban diare pada kelompok rentan seperti
balita.